Powered By Blogger

Minggu, 25 Juli 2010

Perilaku Hidup Rosullah

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang merngharapkan Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al Ahzab: 21).

Rasulullah Muhammad SAW sebagai pemimpin umat dan sebagai Nabi sekaligus pimpinan pasukan dalam peperangan, pastilah mempunyai kemampuan fisik dan stamina yang luar biasa. Dalam catatan sejarah Islam disebutkan bahwa selama hidupnya beliau hanya pernah sakit sebanyak dua kali, yaitu di saat pertengahan hidup dan menjelang wafatnya. Itu pun hanya berlangsung sebentar serta hampir tidak merepotkan masyarakat.

Kemampuan Rasulullah Muhammad SAW menjaga kesehatannya hingga hanya dua kali menderita sakit, adalah satu catatan sejarah dan prestasi yang luar biasa. Itu merupakan prestasi pengendalian kesehatan yang langka. Rasulullah SAW sadar, Allah SWT sangat membenci manusia yang lalai. Apalagi sampai mengganggu serta membuat bencana kesehatan.

Mulai dari hal kecil
Rasulullah SAW memulai dari halhal kecil seperti berolahraga, menggosok gigi dan menyisir rambut. Aktivitas tersebut, oleh Rasulullah SAW dipandang sebagai ibadah, yang berarti melaksanakan aktivitas tersebut hanya karena Allah semata. Rasulullah SAW selalu menggosok gigi dengan siwak ketika baru pulang ke rumah beliau.

Banyak tokoh dunia seperti Napoleon Bonaparte dan Von Goethe yang kagum terhadap kemampuan Muhammad SAW menjaga kesehatan. Hanya dengan fasilitas yang serba terbatas dan kondisi lingkungan yang sangat berisiko, beliau bisa menjaga kesehatan dengan kebersihan dan berperilaku hidup bersih dan sehat, dari rambut sampai telapak kaki, baik dari dalam maupun luar, sepanjang hayatnya dari tahun ke tahun.

Apa resep yang dipergunakan Nabi Muhammad SAW ? Jawabnya adalah kedisiplinan dan perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan syari’at Islam.

Pengaturan tidur dan bangun tidur
Tidur merupakan kebutuhan manusia untuk beristirahat serta untuk melakukan pemulihan sel-sel tubuh. Salah satu nasihat yang beliau sampaikan kepada setiap muslim dan muslimah adalah: “Jika kamu hendak tidur, maka berwudhu’ lah sebagaimana engkau wudhu’ untuk shalat. Kemudian berbaringlah di atas lambung kananmu”. (Muttafaq ‘alaih).

Dari Abu Qatadah meriwayatkan: “Bahwasanya jika Nabi berhenti dari perjalanannya untuk istirahat di suatu malam, beliau berbaring di atas lambung kanannya. Dan jika beliau berhenti dari perjalanannya untuk istirahat menjelang shubuh, beliau tegakkan lengannya dan belau letakkan kepalanya di telapak tangannya.” (HR.Muslim).

Tentang tempat tidur Rasulullah SAW, diriwayatkan oleh Aisyah : “Kasur Rasulullah yang biasa digunakannya untuk tidur hanyalah kasur dari kulit luar yang telah disamak kemudian diisi dengan serabut.” (HR Muslim).

Nabi Muhammad SAW selalu bangun tidur menjelang fajar. Selesai melaksanakan shalat subuh tidak tidur lagi, tetapi terus mengucapkan zikir, mengaji sampai terbit matahari. Setelah itu beliau melaksanakan kegiatan rutin mencari nafkah. Bangun menjelang fajar dan mandi memang lebih nyaman daripada bangun setelah terbit matahari karena bisa membuat tubuh sehat, nyaman, dan bugar.

Pengaturan makan
Nabi Muhammad SAW makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Di sini tercermin pola makan yang tidak berlebihan, sehingga beliau tidak pernah sampai merasa kenyang kalau makan. Di dalam rumah beliau tidak pernah ada makanan yang berlebihan. Beliau makan untuk keperluan hidup, bukan hidup untuk makan.

Akhlak beliau terhadap makanan adalah, beliau memakan makanan yang mungkin dan dikehendakinya. Beliau tidak menolak makanan yang telah dihidangkan, tidak meminta makanan yang tidak ada. Jika dihidangkan kepadanya daging dan roti, beliau memakannya. Jika dihidangkan buah-buahan, roti dan daging, beliau memakannya, dan jika dihidangkan roti saja atau kurma saja, beliau juga memakannya.

Pengendalian emosi
Nabi Muhammad SAW bila marah tanpa emosi, meskipun dengan tujuan positif. Marah yang disertai dengan emosi, tidak menunjukkan keikhlasan dan kecintaan terhadap yang dimarahinya. Beliau marah seratus persen karena Allah
SWT. Marah beliau seperti marah seorang ayah terhadap anak yang sedang mainmain dengan senjata tajam. Artinya, marah beliau hanya tampak dari wajah, tetapi nurani Rasulullah SAW menunjukkan sikap kasih sayang.

Walaupun beliau bergembira dengan keluarga dan kaumnya, tapi semua itu tidak menjadikannya tertawa berlebihan, beliau hanya tersenyum.

Sebagaimana yang diriwatkanoleh Aisyah: “Saya sama sekali tidak pernah melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan langit-langit mulutnya”. (Muttafaq ‘alaih).

Kebiasaan minum
Muhammad SAW tidak pernah minum sambil bernapas di dalam gelas minum. Rasulullah melarang bernafas di dalam gelas dan meniupnya. Air yang beliau minum selalu dari wadah tertutup. Menurut beliau, air dari wadah terbuka mudah terkena debu.

Tsabit berkata : “Anas bin Malik menunjukkan kepada kami gelas kayu Rasulullah yang diikat dengan besi. Kemudian dia berkata, wahai Tsabit ini adalah gelas kayu Rasulullah. Dari gelas itulah beliau meminum air, madu dan susu.” (HR At-Tirmidzi).

Sabar dan berserah diri
Muhammad SAW adalah manusia yang paling baik akhlaknya dan paling sempurna kemuliaannya. Akhlak beliau adalah Al-Quran, sebagaimana yang dituturkan oleh Aisyah : “Akhlak Rasulullah adalah Al-Quran”, dan beliau sendiri pernah menyatakan: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

Beliau tidak mudah tersugesti bila dihadapkan pada suatu kondisi (kesehatan) yang tidak menguntungkan. Karena beliau tidak gampang terpengaruh dan tetap menunjukkan sikap sabar. Maksud sugesti di sini adalah menanggapi suatu situasi yang menimpa tubuh dengan perasaan secara berlebihan.

Sebagai manusia, kepekaan fisik Nabi Muhammad SAW terhadap lingkungan sama saja dengan kita. Ini perlu ditegaskan, agar jangan sampai menimbulkan kesan bahwa beliau sangat jarang sakit karena manusia pilihan, tetapi karena
perilaku hidup sehatnya.

Penulis adalah kolumnis Waspada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar