Powered By Blogger

Minggu, 25 Juli 2010

Pola hidup Sehat Kanjeng Nabi Muhammad

Ditengah kesibukan kerja, sewaktu membongkar-bongkar tumpukan buku-buku di perpustakaan kantor guna mencari dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk rapat Densus (Departemen Khusus) Ekonomi Kerakyatan PATTIRO Magelang yang mengurusi berbagai usaha mandiri lembaga untuk pengembangan ekonomi masyarakat Magelang, secara tak sengaja menemukan sebuah majalah berjudul ALIA. Entah punya siapa dan saya juga baru tahu ada majalah berjudul seperti itu.

Yang menarik adalah ketika membuka-buka majalah itu menemukan tulisan tentang “Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah”. Maka cepat-cepat saya ambil itu dan saya ketik ulang untuk diposting, meskipun sudah banyak menuliskannya di dunia maya ini. Tapi saya nggak tulis semuanya, saya ambil pada sub judul Pola Hidup Sehat Rasulullah saja. Dan berikut pola hidup sehat Kanjeng Nabi Muhammad SAW tersebut.

Pertama, Asupan awal ke dalam tubuh Rasulullah adalah udara segar di subuh hari. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan bahwa udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk mengoptimalisasi metabolisme tubuh. Hal ini jelas sangat besar dan pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.

Kedua, Di pagi hari, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya. Mulut dan gigi merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu

Ketiga, Di pagi hari pula Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam membuka menu sarapannya dengan segelas air putih yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh, menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Hal ini berarti pada dasarnya madu bisa menjadi obat atas berbagai penyakit.

Keempat, Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah SAW senantiasa mengkonsumsi 7 butir kurma ajwa (matang). Beliau pernah bersabda,”Barang siapa makan tujuh butir kurma maka kan terlindung dari racun.”

Kelima, Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun yang dikonsumsi dengan makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan di hari tua, melancarkan, menghancurkan kolesterol, dan melancarkan pencernaan. Roti dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin

Keenam, Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Secara umum sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguarkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit

Ketujuh, Rasulullah SAW tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya bisa juga dengan shalat. Rasulullah SAW bersabda,”Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras.”(HR Abu Nu’aim dari Aisyah r.a.)

Kedelapan, Rasulullah SAW sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula beliau lomba lari dengan istri tercintanya Aisyah r.a. Olahraga diakui oleh para pakar kesehatan sangat bermanfaat bagi tubuh.

Kesembilan Rasulullah SAW tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Karena itulah beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.

Itulah pola hidup sehat yang diajarkan oleh Sang Revolusioner Sejati, Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Tinggal kita sebagai para pengikutnya ini mampu dan mau mengamalkannya atau tidak demi menjaga kesehatan. Dan pada intinya, memang apa yang diajarkan Kanjeng Nabi ini adalah pola preventif alias pencegahan dari sakit. Mencegah lebih baik dan lebih murah daripada mengobati. Apabila ajaran ini diamalkan maka yang terjadi bukan saja hanya Mengembalikan Jati Diri Bangsa namun mengembalikan jati diri manusia seutuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar